Dai dan Kriterianya
Apa itu dai? Bagaimana kriteria seorang dai? Semua pertanyaan tersebut akan dijawab pada artikel ringkas ini. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda mengenai ilmu dakwah. Kami akan paparkan jawaban terkait beberapa pertanyaan tersebut dengan rinci. Selamat menyimak.
Dai dan Kriterianya |
A. Pengertian Dai
Kata da’i berasal dari bahasa Arab bentuk mudzakkar (laki-laki) yang berarti orang yang mengajak, kalau muannats (perempuan) disebut da’iyah. (Aliyudin, 2015: 283)
Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik secara lisan ataupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau bentuk organisasi lembaga. (Ilaihi & Dkk, 2010: 19)
B. Kriteria Dai
Kriteria adalah ciri-ciri yang dimiliki seseorang atau watak yang ada di dalam seseorang. Kriteria seseorang manusia biasanya ada sejak lahir dan boleh dibentuk dengan pengalaman. Kriteria adalah sama arti dengan istilah sifat atau ciri-ciri. (Depdiknas, 2008: 601)
Seorang da’i mestilah gigih menuntut ilmu yang bermanfaat yang diwarisi dari guru besar kebaikan, agar ia dapat berdakwah di atas jalan yang jelas dan terang. (Al-Qarni, 2003: 47)
Para da’i dituntut untuk memperlihatkan akhlak baiknya kepada orang lain dan menerapkannya pada diri mereka dalam segala bidang demi tercapainya hasil yang baik bagi kehidupan masyarakatnya, sebagaimana keberhasilan yang pernah dicapai pada masa awal-awal Islam. (Al-Qaththani, 2005: 325)
Ia harus mampu bertindak dan bertingkah laku semestinya dilakukan oleh seorang pemimpin. Ia harus mampu berbicara dengan masyarakatnya dengan bahasa yang dimengerti. Oleh karena itu, seorang da’i juga harus mengetahui dengan pasti tentang latar belakang dan kondisi masyarakat yang dihadapinya. (Amin, 2009: 69)
C. Tugas dan Fungsi Dai
Pada dasarnya tugas pokok seorang da’i adalah meneruskan tugas Nabi Muhammad, yakni menyampaikan ajaran-ajaran Allah seperti termuat dalam al-Quran dan sunnah Rasulullah. Tugas da’i adalah merealisasikan ajaran- ajaran al-Quran dan sunnah di tengah masyarakat sehingga al-Quran dan Sunnah dijadikan sebagai pedoman dan penuntun hidupnya.
Fungsi da’i diantaranya ialah meluruskan akidah, memotivasi umat untuk beribadah dengan baik dan benar, menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, dan menolak kebudayaan yang destruktif. (Amin, 2009: 71-75)
D. Sifat-Sifat Dai
Sifat da’i dalam Islam, diantaranya.
1. Keikhlasan
Keikhlasan merupakan sifat yang wajib yang dimiliki oleh seorang da’i. Kemudian ia beramal karena ingin mendapatkan ridha Allah dan surga di akhirat. Sifat ini penting bagi mereka yang ingin memperbaiki kondisi manusia dan mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya kebenaran. (Al-Qaththani, 2005: 278)
2. Kesabaran yang Tinggi
Seorang da’i sangat membutuhkan sifat sabar, karena sunatullah telah menetapkan bahwa para da’i akan berhadapan dengan musuh- musuh yang selalu membuat rekayasa dan makar terhadapnya. (Aziz, 1997: 102)
3. Berlaku Jujur (Shiddiq)
Adapun shidq yang berarti kejujuran dan kebenaran, lawan kata dari kedustaan adalah termasuk antara sifat-sifat dasar yang menjelaskan potensi dasar seorang pelopor perjuangan. (Aziz, 1997: 76)
Sumber Referensi
Al-Qarni, A. A. (2003). Petunjuk Berdakwah dengan Berkesan. Selangor: Karisma Production.
Al-Qaththani, S. (2005). Menjadi Da’i yang Sukses. Jakarta: Qisthi Press.
Aliyudin. (2015). Kualifikasi Da’i: Sebuah Pendekatan Idealistik dan Realistik. Anida’, 14(2).
Amin, S. M. (2009). Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.
Aziz, J. A. A. (1997). Fiqh Dakwah. Solo: Era Intermedia.
Depdiknas. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Ilaihi, W., & Dkk. (2010). Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdaskarya.
Sumber: Jejak Mufassir